Sejarah Suku Kayu Agung

Suku Kayu Agung merupakan suku yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Suku ini pada umumnya tinggal di Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan seputaran Provinsi Sumatera Selatan.

Budaya dan Adat istiadat suku Kayu Agung masih terjaga sampai sekarang, seperti adat Lamaran dan Tari Penguton Kayuagung. Masyarakat Kayu Agung sendiri masih mempertahankan budaya, atau tradisi upacara adat, salah satu dari tradisi yang masih berjalan di Kayu Agung adalah tradisi upacara pernikahan yang sangat kental akan nilai kebudayaan dan makna-makna di setiap prosesi upacara adat pernikahan tersebut.

Adat lamaran suku Kayu Agung sudah ada sejak abad 15, diperkirakan berasal dari Lampung dan diadaptasi oleh Suku Kayu Agung. Proses pernikahan dalam suku ini terbilang lama melalui tahap-tahap, seperti Nyelabang, Sitinong-tinong, Sipinong-pinong, Pinang Dibelah Dua, Mabang Handak, dan Tari Penguton

Dalam kesehariannya, Suku Kayu Agung berbicara dalam dua bahasa yaitu bahasa Kayu Agung dan bahasa Ogan. Bahasa mereka termasuk dalam rumpun bahasa Melayu. Prinsip kekerabatan suku ini bersifat bilateral. 

Sebagian besar dari mereka sudah memeluk agama Islam. Namun diantaranya masih banyak pula yang masih memegang kepercayaan lama yaitu kepercayaan pada roh-roh, misalnya pada saat memandikan mayat salah seorang warga yang meninggal dunia, mereka akan memandikannya disertai dengan campuran berbagai macam bunga berwarna-warni. Hal tersebut dipercaya supaya arwah yang meninggal lupa untuk kembali ke rumah melainkan pergi ke alam baka.

Related Posts

Load comments

Comments