Mengenal Suku Bangsa Lampung

Lampung adalah suku bangsa yang merupakan penduduk asal dalam wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Mereka disebut penduduk "asal", karena dalam kenyataannya sekarang provinsi ini didiami oleh penduduk lain dengan latar belakang suku bangsa dan kebudayaan dari luar daerah ini, antara lain Jawa, Sunda, Minangkabau, Palembang, dan lain-lain. Namun sekarang, dalam keadaan tertentu penduduk provinsi ini secara keseluruhan mengidentifikasi diri mereka sebagai "orang Lampung".

Pada tahun 1905, saat mulainya program transmigrasi, daerah Lampung berpenduduk 156.518 jiwa. Kemudian provinsi ini mengalami laju kenaikan penduduk yang cepat, bahkan pernah tercepat diantara provinsi lainnya di Indonesia, yaitu sebesar 5,7 persen pertahun. Sebagai contoh, penduduk provinsi ini pada tahun 1971 berjumlah 2.775.697 jiwa, pada tahun 1981 naik lagi menjadi 4.760.657 jiwa. Pertambahan penduduk sebesar 5,7 persen diatas berasal dari kelahiran (2,5 persen) dan dari transmigrasi (3,2 persen).

Asal Usul Orang Lampung

Suku bangsa Lampung konon berasal dari Skala Brak, yaitu suatu tempat yang sekarang merupakan wilayah Belalau, Lampung Utara. Dari sinilah mereka menyebar, penyebaran ini antara lain ditandai oleh adanya nama-nama tempat atau kampung yang sama di berbagai kawasan Lampung, misalnya Kuripan, Negeri Sakti, Kuta Karang, dan lain-lain. Asal kata "Lampung" sendiri konon dari kata "terapung", yang berkaitan dengan riwayat turunnya dari langit tokoh bernama "Si Lampung Ratu Bulan."

Suku Bangsa Lampung dibedakan menjadi dua subsuku bangsa, yakni orang Lampung yang menganut adat Pepadun (Lampung Pepadun), dan orang Lampung yang menganut adat Saibatin atau Peminggir (Lampung Peminggir). Pembagian ini didasarkan atas ikatan kekerabatan yang genealogis teritorial. Orang Lampung Pepaduan masih dapat dibagi atas empat kelompok, yaitu Abung Siwo Megou (Abung Sembilan Marga), Megou Pak Tulangbawang, Buay Lima, dan Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku). Setiap kelompok masih terbagi lagi atas sejumlah subkelompok yang berdiam di wilayah tertentu, yang disebut Buay atau kebuayan.

Agama dan Kepercayaan Suku Bangsa Lampung

Berdasarkan bukti-bukti sejarah, sebelum mendapat pengaruh agama Islam masyarakat Lampung diperkirakan pernah dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Di daerah Pugung Raharjo, sekitar 40 km dari ibu kota provinsi Bandar Lampung, ditemukan beberapa peninggalan sejarah yang diperkirakan berasal dari beberapa zaman. Dari situs megalitik tersebut antara lain ditemukan menhir, dolmen, punden berundak, dan batu tempat pemujaan. Di daerah tersebut juga ditemukan arca-arca Buddha dan berbagai keramik Cina dari zaman dinasti Han (200-220 M), Tang (607-908 M) dan dinasti Ming (1368-1643 M). Menurut perkiraan, pengaruh Cina ini masuk ke daerah Lampung semasa pemerintahan kerajaan Tulangbawang.

Pengaruh Islam masuk ke daerah ini sekitar tahun 1530 melalui utusan Kerajaan Sunda Kelapa yang bernama Syarif Hidayatullah. Penyebarannya terutama berpusat di daerah Pugung, yang kemudian berkembang menjadi daerah Keratuan Pugung. Sebagian orang Lampung meyakini bahwa cikal bakal nenek moyang mereka berasal dari Keratuan Pugung ini. Penyebaran Islam semakin meluas dengan adanya pengaruh Kerajaan Banten, terutama ketika kerajaan ini diperintah oleh Sultan Hasanuddin (1552-1570). Hal ini tertera dari temuan di daerah Bojong berupa Prasasti Tambra yang menyebut-nyebut adanya perjanjian kerja sama dengan Banten.

Bahasa Suku Bangsa Lampung

Bahasa orang Lampung disebut behasou Lampung atau umung Lampung atau cewo Lampung. Bahasa ini masih dapat dibagi menjadi dua logat atau dialek, yakni dialek Lampung Beliau dan dialek Lampung Abung, yang masing-masing dibedakan atas dasar pengucapan a dano, sehingga biasa juga disebut "dialek a" dan "dialek o". Dialek Lampung Belalau (dialek a) masih terbagi atas beberapa subdialek, yaitu Jelma Doya (Bungkai), Pemanggilan Peminggir, Melinting Peminggir, dan Pubian. Dialek Lampung Abung (dialek o) terbagi atas dua subdialek, yaitu Abung dan Tulangbawang. Penelitian beberapa ahli mengungkapkan bahwa masyarakat Lampung Saibatin adalah pemakai bahasa Lampung dialek a, sedangkan masyarakat Lampung Pepadun sebagian menggunakan dialek a dan sebagian lagi menggunakan dialek o.

Orang Lampung juga mempunyai aksara sendiri, yang biasa disebut surat Lampung atau huruf Lampung. Abjadnya berasal dari abjad Sanskerta drai huruf Dewa Negari.

Related Posts

Load comments

Comments