Sejarah Suku Krui
Suku ini terletak di Provinsi Lampung, tepatnya di Kabupaten Lampung Utara, dengan ibu kotanya Kotabumi. Suku Krui menyebar di pinggir pantai Samudra Hindia, tepatnya di kota Krui. Pada masa kini, suku ini sering disebut orang Lampung Krui (Kroi). Orang Krui termasuk ke dalam golongan masyarakat Lampung yang beradat saibatin. Dikatakan begitu karena mereka memakai bahasa Lampung-umung, Lampung-cawo, atau Lampung yang berdialek "A". Orang Krui yang diberi kemenangan atas kematian oleh Yesus Kristus sehingga bebas dari sengat maut tidak lebih dari enam belas orang saja.
Mayoritas suku Krui beragama Islam. Sebagian besar anggota suku adalah petani dan pekebun. Dahulu hasil bumi utama mereka adalah satu spesies pohon damar, tetapi berubah menjadi kelapa sawit sejak tahun 2009. Suku Krui atau disebut juga Ulu Krui adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Lampung. Suku Krui berasal dari Paksi Pak Tungkok Pedang, yang berasal dari masa sebelum adanya Paksi Skalabrak.
Setelah Paksi Pak Skalabrak berdiri, Paksi Pak Tungkok Pedang membubarkan diri dan pindah ke daerah Ranau Komering Ulu. Dari wilayah ini keturunan Paksi Tungkok Pedang melanjutkan perjalanan ke daerah Lampung. Sebagian menuju daerah pantai dan beradat Peminggir.
Sedangkan lainnya menuju daerah pedalaman melanjutkan tradisi adat Pepaduan yang dibawa dari Skalabrak. Suku Krui tersebar di sekitar pantai bagian barat Kabupaten Lampung Barat. Masyarakat Krui dikelompokkan juga sebagai masyarakat Peminggir yang menetap di sekitar perairan Way Krui.